RE- FRAMING
Re-Framing?? Apa itu?
Ini adalah kegiatan untuk menata ulang memori pengalaman kita. Isitilahnya adalah ”membingkai” kembali.
Apa perlu? Untungnya apa?
Sangat perlu dan sangat menguntungkan!
Dalam sebuah komunikasi, apalagi ’persuasive communication’ kita memerlukan sebuah langkah yang bernama ’influence’. Keberhasilan sebuah ’influnce’ tergantung kepada bingkai pikiran kita terhadap orang yang kita ajak untuk berkomunikasi.
Suatu kali ada seorang india yang sedikit marah kepada saya karena permintaan tentang makanan vegetarian tidak ia dapatkan. Saya mempunyai bingkai pikiran bahwa orang india itu adalah suka komplain, ngeyel, dan mengada-ada. Ternyata pada saat saya menghadapi orang tersebut, bingkai pikiran saya menyebabkan saya tidak bisa melakukan ’influence’ kepadanya. Ia tambah marah dan tidak bisa menerima bahwa pesanan makanannya tidak ada.
Saya berpikir keras, apa yang menyebabkan saya tidak bisa melakukan ’influence’? Padahal saya belajar Hypnotis lama. Dalam Hypnotis, ada langkah tentang bagaimana memberikan pengaruh kepada orang lain, baik itu lewat kata atau lewat tulisan.
Saya berpikir lama tentang peristiwa tersebut.
Apa yang harus saya lakukan? Saya kembali membolak-balik koleksi buku-buku saya dan diskusi kepada orang-orang yang saya anggap sebagai guru saya.
Akhirnya saya menemukan jawaban dari sebuah buku lama yang saya dapatkan di Sydney-Australia. Buku tulisan dari Hazrat Inayat Khan. Bunyinya demikian:
”The real learning is unlearning all that one has learned.”
Aha! That’s it!
Ya, saya harus belajar untuk ‘menghilangkan’ sesuatu di pikiran saya yang merupakan produk pembelajaran sebelumnya. Saya jadi ingat untuk Re-framing, untuk membingkai kembali pengalaman pikiran saya.
Setelah itu saya harus kembali mempraktekkan dari apa yang sudah saya sadari ini.
Kembali saya menemui pengalaman yang sama dan ini tentu saja bukan kebetulan, karena tidak ada peristiwa yang kebetulan di muka bumi ini.
Lagi-lagi orang India yang meminta makanannya yang tidak tersedia!
Oh, ini dia!
Saya segera bertanya kepada diri saya sendiri, apa yang kamu mau webe?
Pertanyaan ini penting sekali! Setiap kali ada sebuah kejadian yang menimpa, dalam beberapa detik awal, lontarkan pertanyaan seperti itu. ”Apa yang saya mau?”
Mengapa ini penting? Pertanyaan ini akan mem-polakan pikiran anda dalam menghadapi sebuah masalah. Kita memberikan jalan kepada pikiran untuk membentuk sebuah kejadian ideal menurut bayangan kita.
Apa yang kamu mau webe? Saya mau orang yang saya ajak bicara menuruti apa yang saya sarankan untuknya! Apapun saran saya untuknya! Apapun itu!
Thats it!
Kemudian saya melakukan re-framing. Saya bingkai kembali tentang pengalaman saya yang usang. Saya perbaiki lagi bingkai pikiran saya. Kali ini gambar di bingkai saya adalah orang India yang ramah, yang murah senyum dan selalu menuruti apa yang saya sarankan. Itu adalah bingkai pikiran saya yang baru.
Hasilnya sungguh ajaib! Saya dapat dengan mudah melakukan influence dalam komunikasi. Saya dapat dengan mudah mengarahkan keinginan orang lain untuk mengikuti keinginan saya..... ajaib!
Kadangkala bingkai pikiran kita ini juga berpengaruh kepada apa yang akan kita raih, berpengaruh kepada kesuksesan kita dan sangat mempengaruhi kegagalan kita. Buatlah bingkai pikiran yang baru setiap kali kita membuka mata di pagi hari. Gambarkan sebuah keadaan ideal menurut anda dalam bingkai tersebut. Kalau bisa jangan tanggung-tanggung, buatlah sebuah bingkai emas ( gold frame ) dalam rencana hidup anda.
Dan setelah itu.... Tunggulah keajaiban akan menghampiri anda..