Olala...DELAY lagi !!!
Sudah seringkali terdengar kata delay dalam penerbangan, bahkan saking teramat sering, sepertinya bukan sesuatu yang istimewa untuk dibicarakan. Bukan karena kita tidak peduli akan delay yang terjadi, namun sepertinya kalau kita responsif sekali, akibatnya malah emosi, kesal dan ujung-ujungnya justru kemarahan yang keluar dan ini tidak akan menyelesaikan masalah, kalau kita sikapi dengan nada emosi dan marah yang tak terkendali. Akibatnya justru banyak energi yang terkuras dan hasilnya, toh kita tetap menunggu dan menunggu sampai delay itu berakhir.
Menyikapi penundaan penerbangan yang teramat sering kita jumpai entah itu dengan alasan apapun, sebaiknya maskapai penerbangan lebih memperhatikan tentang hal ini, sehingga paling tidak kejadian ini tidak berlangsung berulang-ulang. Berbagai maskapai penerbangan menganggap sepele hal ini, apalagi kalau hanya terlambat satu atau setengah jam saja itu seperti dianggap hal yang biasa. Alhasil ketika terjadi keterlambatan yang berjam-jam pun lama kelamaan dianggap sesuatu yang biasa pula, sehingga penyampaian informasi mengenai delay reason tidak kunjung datang, bahkan sama sekali tidak ada beritanya dan yang paling ironisnya, ketika ditanyakan penyebab keterlambatan, staf yang bertugas tidak tahu menahu tentang hal itu.
Peristiwa yang menimpa keterlambatan salah satu penerbangan swasta yang mengusung budget carrier airline dengan tujuan Kuala Lumpur di awal April, sehingga membuat emosi penumpang dengan menahan penumpang lainnya yang bertujuan Kinibalu dan Singapura dilarang masuk pesawat dan mengakibatkan boarding lounge penuh sesak dengan penumpang adalah pelajaran yang sangat berharga untuk semua maskapai agar lebih meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Alasan perawatan pesawat bukan alasan mutlak, apabila sudah dipersiapkan dengan baik keberadaan standby pesawat. Karena time table toh sudah dipersiapkan dengan sempurna, lalu kenapa persiapan pesawat tidak dilakukan berbanding lurus dengan flight schedule nya?
Kejadian ini bukan hanya terjadi di penerbangan budget carrier airline, di penerbangan yang mempunyai target penumpang preferensi tinggi juga sering kita jumpai. Full service carrier airline sebagai posisi jual mereka, terkadang juga hanya sebuah janji semata. Sebut saja dalam penerbangan ke Timur Tengah, yang notabene para penumpangnya adalah sebagian besar TKI dan penumpang yang bertujuan ibadah umroh. Kadang kurang sekali diperhatikan, akibatnya frekwensi delay lebih sering kita temui. Karakter TKI dan penumpang dengan tujuan umroh tidak pernah protes dan lebih cenderung pasrah saja, karena selain alasan ibadah harus menahan diri untuk tidak emosi, di sisi lain penumpang TKI kebanyakan belum pernah naik pesawat dan tentu saja mereka tidak berani macam-macam apalagi protes. Suasana ini berbeda sekali dengan penerbangan tujuan luar negeri lainnya, sebut saja penerbangan tujuan Jepang atau Eropa jarang sekali terjadi delay, ya tentu saja...., karena penumpangnya lebih banyak complaint dan sangat kritis. Sehingga penerbangan dengan destination Jepang atau Eropa, mungkin sangat diperhatikan dari pada penerbangan dengan tujuan Arab Saudi yang nyaris tanpa complaint.
Entah sampai kapan kata delay itu akan jarang terdengar dan mulai jarang kita jumpai dalam penerbangan kita. Tentunya ini merupakan tuntutan yang sangat wajar dari para pengguna jasa penerbangan, karena mereka memilih naik pesawat kebanyakan dengan alasan waktu untuk cepat sampai di tempat tujuan, tidak lebih dari itu. Bukan lagi soal pramugari yang cantik atau tidak, bukan pula soal makanan atau lainnya. Walaupun memang tidak dapat kita pungkiri faktor safety dan prestise juga perlu diperhitungkan, namun kebanyakan dari segi waktu yang efisien dan efektiflah yang sering menjadi pilihan orang untuk naik pesawat terbang. Hal ini merupakan tantangan dari semua airline untuk memenuhi harapan itu, tak perlu lagi memilah lagi budget carrier airline atau full service carrier airline, karena tetap saja keinginan penumpang adalah on time! (dj/selebsky)